Fadhil
Rabbani
Gilang Galisca (14114547)
Helmi Gunawan
Manasye Endrico (16114343)
Muhammad Fadilla Adithama (17114186)
Raka Muhammad Farhan (18114848)
Rasyida Nur Azizah (18114939)
Riyan Pradana (19114562)
Slamet Riyadi (1A114401)
Google terinspirasi untuk memodifikasi kacamata tersebut menjadi modern, canggih dan menarik. Kacamata yang dimodifikasi oleh Google itu bernama “Google Glass”. Seperti namanya, Google Glass berwujud kacamata dan benar-benar dipakai/digunakan seperti halnya kacamata biasa. Namun alat ini memiliki banyak fitur-fitur menarik serta fungsi dan manfaatnya sangat canggih dengan sentuhan teknologi modern. Google Glass adalah sebuah gadget (perangkat teknologi modern) yang berwujud kacamata, yang memiliki kemampuan untuk menampilkan informasi serta fungsi layaknya smartphone bebas genggam, dan dapat dikendalikan melalui perintah suara.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Data merupakan sumberdaya perusahaan, yang kebanyakan disimpan secara elektronik. Manajemen data yang baik menjadi kunci ketercapaian sasaran-sasaran bisnis.Secara internal data perusahaan akan dishare dan digunakan bersama. Data tidak dimiliki oleh individu atau unit organisasi tertentu, tetapi oleh organisasi seutuhnya. Data harus dikelola selayaknya aset perusahaan yang lain.
Sistem manajemen data base mengorganisasikan volume data dalam jumlah yang besar digunakan oleh perusahaan dalam transaksi – transaksinya sehari – hari. Data harus diorganisasikan sehingga para manajer dapat menemukan data tertentu dengan mudah dan cepat dalam pengambilan keputusan. Meningkatnya arti penting data base sebagai sumber daya yang mendukung pengambilan keputusan telah menghruskan para manajer mempelajari lebih jauh perancangan dan penggunaan data base. Untuk itu perlu dilakuan manajemen data base, yang terdiri dari proses pengumpulan, integritas pengujian, penyimpanan data, keamanan, pemeliharaan, pengorganisasian data, serta pengambilan data yang di butuhkan perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Manajemen data base system tidak dapat mengeliminasi pengulangan data dalam keseluruhan organisasi, tapi dapat membantu mengendalikan adanya pengulangan. Akses dan ketersediaan informasi dapat ditingkatkan dan biaya pengembangan dan pemeliharaan data dapat dikurangi karena penggunaan dan programer dapat menunjukan pertanyaan ad hoc dari data dalam database. DBSM memudahkan mengelola data secara terintegrasi, memudahkannya dan mengamankannya.DBSM menggunakan model database yang berbeda untuk menjaga jalur kesatuan, artribut, dan hubungan. Bussiness intelligence (BI) adalah suatu kategori aplikasi dan teknik yang luas untuk gathering, stoting, analyzing dan penyediaan akses ke data. Membantu user-user perusahaan membuat keputusan-keputusan bisnis dan strategis lebih baik. Aplikasi-aplikasi pokok termasuk aktivitas-aktivitas query dan reporting, online analytical processing. Itulah mengapa dilakukan manajemen terhadap data, yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Google Glass adalah komputer bisa pakai yang sedang dikembangkan oleh Google melalui proyek riset dan pengembangan Project Glass Perangkat ini menampilkan informasi dalam format bergaya telepon pintar, yang bisa terhubung ke Internet melalui perintah suara bahasa alami.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi Google Glass?
1.2.2 Bagaimana perkembangan Google Glass?
1.2.3 Apa saja keunggulan Google Glass?
1.2.4 Apa saja kelemahan Google Glass?
1.2.5 Bagaimana cara menggunakan Google Glass?
1.2.6 Apa saja fitur-fitur Google Glass?
1.2.7 Apa manfaat Google Glass masyarakat?
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Agar mengetahui apa itu Google Glass
1.3.2 Agar mengetahui perkembang dari Google Glass
1.3.3 Agar dapat mengetahui keunggulan dari produk Google Glass
1.3.4 Agar dapat mengetahui kelemahan dari produk Google Glass
1.3.5 Agar memahami cara penggunaan Google Glass
1.3.6 Agar mengetahui apa saja fitur-fitur Google Glass
1.3.7 Agar mengetahui penelitian kemanfaatan Google Glass yang ditemukan oleh masyarakat Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Google Glass
Sebelumnya orang tidak tahu apa itu google glass? Dan akhirnya google menciptakan sebuah teknologi kacamata pintarnya yang diberi nama google glass. Ini bukan hanya kacamata biasa, melainkan ini adalah kacamata pintar yang mempunyai fungsi sama persis seperti smartphone pada umumnya. Saat ini goggle glass ini terus dikembangkan yang memperlihatkan kecanggihan teknologi ini bisa selaras dengan kehidupan manusia sehari – hari. Mungkin dengan kemunculan ini, mungkin ada teknologi ini yang mirip dengan mempunyai kecanggihan yang lebih canggih. Google glass ini akan di produksi secara massal yang tentunya memiliki harga yang lebih terjangkau.
Kaca Mata Google adalah komputer yang dpt dipakai dengan head-mounted display (HMD) yang sedang dikembangkan oleh Google. Kacamata Google ini menampilkan informasi dalam format smartphone seperti hands-free, yang dapat berinteraksi dengan Internet melalui perintah suara dengan bahasa alami.
2.2 Perkembangan Google Glass
Google Glass menjadi produk wearable dari Google yang paling dinanti oleh para pengguna gadget dalam Google I/O tahun ini. Mencoba menceritakan sejarah perjalanan Google Glass, sebuah video hadir melengkapi laman YouTube.
Seperti dilansir dari Engadget, Kamis (16/05/13), Jean Wang yang tak lain merupakan salah satu insinyur dalam pengembangan proyek Google Glass, menjelaskan dalam sebuah video yang diunggah ke Youtube bila Google Glass sendiri berkembang dari konsep awal sebuah proyektor pico yang dipasang pada sebuah kacamata hingga menjadi bentuk cetak 3D seperti prototip Google Glass di kanan atas gambar, hingga terus berkembang dengan bentuk yang lebih baik.
Ia juga tidak membantah bahwa inspirasi untuk membuat Google Glass datang dari sebuah tayangan di televisi. Hal tersebut juga menjadi usaha awal tim dalam mengembangkan teknologi gerakan dan kontrol suara pada Google Glass.
Dalam Google I/O tahun ini, Google Glass juga mengenalkan aplikasi terbarunya, yaitu MedRef for Glass. Fitur tersebut hadir untuk mempermudah pengguna mengingat nama dan wajah orang lain. MedRef for Glass sendiri hadir karena kebutuhan orang-orang yang bekerja mengandalkan informasi di dalam sebuah rumah sakit.
Google merilis foto-foto perkembangan pengerjaan Google Glass saat masih berupa purwarupa hingga hasil final seperti sekarang. Ada lima tahap yang dilakukan Google sebelum akhirnya mendapat bentuk Google Glass yang sempurna.
Raksasa mesin pencari itu memunggah enam foto Google Glass di jejaring sosial Google Plus, mulai dari pertama kali dikerjakan, hingga menjadi model akhir. Foto-foto tersebut bermula dari perangkat yang memiliki mesin di bagian kiri kanannya, hingga elegan seperti sekarang.
Awalnya, perangkat Google Glass ini pun dibuat dengan frame serta lensa kaca. Frame pun berubah-ubah warna dari hitam, putih, hingga akhirnya dipilih silver. Empat purwarupa pertama masih menggunakan perangkat komputer besar di bagian sisi kaca mata, di foto kelima barulah mesin dari Google Glass mulai menyusut, namun masih dengan desain yang kurang sempurna.
Hingga akhirnya di foto keenam Google Glass tampak lebih simpel dan nyaman dikenakan, meski tanpa kaca lensa di depannya. Satu hal kunci yang tak dilepas ialah perangkat seperti touch-pad di sebelah kanan, proyektor prisma, dan kamera yang ada di semua purwarupa.
Dengan kemajuan sains dan teknologi hal ini sekarang menjadi mungkin dilakukan. Ilmuwan komputer dari Saarbruecken membuktikan ini dengan menggabungkan Google Glass dengan metode kriptografi dan teknik baru pengolahan citra untuk menarik uang di mesin ATM atau membaca dokumen terenkripsi.
Raksasa mesin pencari itu memunggah enam foto Google Glass di jejaring sosial Google Plus, mulai dari pertama kali dikerjakan, hingga menjadi model akhir. Foto-foto tersebut bermula dari perangkat yang memiliki mesin di bagian kiri kanannya, hingga elegan seperti sekarang.
Awalnya, perangkat Google Glass ini pun dibuat dengan frame serta lensa kaca. Frame pun berubah-ubah warna dari hitam, putih, hingga akhirnya dipilih silver. Empat purwarupa pertama masih menggunakan perangkat komputer besar di bagian sisi kaca mata, di foto kelima barulah mesin dari Google Glass mulai menyusut, namun masih dengan desain yang kurang sempurna.
Hingga akhirnya di foto keenam Google Glass tampak lebih simpel dan nyaman dikenakan, meski tanpa kaca lensa di depannya. Satu hal kunci yang tak dilepas ialah perangkat seperti touch-pad di sebelah kanan, proyektor prisma, dan kamera yang ada di semua purwarupa.
Dengan kemajuan sains dan teknologi hal ini sekarang menjadi mungkin dilakukan. Ilmuwan komputer dari Saarbruecken membuktikan ini dengan menggabungkan Google Glass dengan metode kriptografi dan teknik baru pengolahan citra untuk menarik uang di mesin ATM atau membaca dokumen terenkripsi.
Menurut
sebuah laporan yang diterbitkan di Sciencedaily.com, pengunjung dapat
memeriksa pendekatan baru ini di pameran komputer internasional CeBIT di
Saarland University, Jerman, belum lama berselang.
Kemajuan teknologi ini membuat kehidupan manusia di masa depan menjadi semakin mudah sekaligus menyenangkan.
Misalnya, anda cukup mengedipkan mata agar foto identifikasi diri di mata anda dapat diambil. Selain itu, dengan melirikkan mata kanan anda bisa membaca teks pesan dan beberapa keperluan lain yang bisa dilakukan dengan menggunakan Google Glass.
Meski demikian, apakah hal itu membuat para ahli IT patut merayakan hal ini sebagai tonggak baru dalam kemajuan teknologi yang berhasil mereka capai? Suatu kemajuan yang suatu saat nanti dapat digunakan masyarakat umum dalam kehidupan sehari-hari?
“Berkat bantuan Max Planck Institute for for Informatics, kami adalah satu dari beberapa universitas di Jerman yang dapat melakukan penelitian dengan teknologi Google Glass,’’ kata Dominique Schröder, asisten profesor Algoritma Cryptographic di Saarland University.
Perangkat peralatan canggih futuristik ini terdiri dari bingkai kacamata yang yang telah dipasangi kamera dan komputer mini. Kemajuan yang berhasil dicapai sampai saat ini sangat menggembirakan.
Meski demikian, seperti diakui Schroder, kemajuan ini bukan tidak memiliki sisi negatif yang perlu dikuatirkan. Terutama yang berkaitan dengan masalah keamanannya.
Schröder, yang juga merupakan peneliti di Center for IT-Security, Privacy and Accountability (CISPA), menyadari adanya kekuatiran masalah keamanan data dengan Google Glass.
“Kami tahu bahwa Anda dapat menggunakannya untuk penyalahgunaan data. Tetapi harus diingat bahwa teknologi ini juga dapat digunakan untuk melindungi data,’’ tegasnya.
Untuk membuktikan ini, Schröder dan kelompoknya menggabungkan Google Glass dengan metode kriptografi dan teknik dari analisis citra otomatis untuk menciptakan sistem perangkat lunak "Ubic".
Dengan menggunakan Ubic, proses penarikan uang di mesin ATM akan berubah sebagai berikut: Pelanggan mengidentifikasikan dirinya ke mesin ATM. Ini permintaan yang lumrah sebagai kunci yang handal bagi publik pelanggan.
Selanjutnya mesin tentu akan meminta nomor identifikasi pribadi (PIN). Belakangan ini bahkan pelanggan akan diminta membubuhkan tandatangan digital sebagai ganti tanda tangan konvensional.
Hanya pelanggan sesungguhnya yang dapat menggunakan rahasia yang tersimpan di dalam akunnya sendiri, dengan menggunakan kunci rahasianya. Selama ini, semua rahasia tersimpan dengan baik di Google Glass. Bersamaan dengan itu, uangnya juga aman.
Kemajuan teknologi ini membuat kehidupan manusia di masa depan menjadi semakin mudah sekaligus menyenangkan.
Misalnya, anda cukup mengedipkan mata agar foto identifikasi diri di mata anda dapat diambil. Selain itu, dengan melirikkan mata kanan anda bisa membaca teks pesan dan beberapa keperluan lain yang bisa dilakukan dengan menggunakan Google Glass.
Meski demikian, apakah hal itu membuat para ahli IT patut merayakan hal ini sebagai tonggak baru dalam kemajuan teknologi yang berhasil mereka capai? Suatu kemajuan yang suatu saat nanti dapat digunakan masyarakat umum dalam kehidupan sehari-hari?
“Berkat bantuan Max Planck Institute for for Informatics, kami adalah satu dari beberapa universitas di Jerman yang dapat melakukan penelitian dengan teknologi Google Glass,’’ kata Dominique Schröder, asisten profesor Algoritma Cryptographic di Saarland University.
Perangkat peralatan canggih futuristik ini terdiri dari bingkai kacamata yang yang telah dipasangi kamera dan komputer mini. Kemajuan yang berhasil dicapai sampai saat ini sangat menggembirakan.
Meski demikian, seperti diakui Schroder, kemajuan ini bukan tidak memiliki sisi negatif yang perlu dikuatirkan. Terutama yang berkaitan dengan masalah keamanannya.
Schröder, yang juga merupakan peneliti di Center for IT-Security, Privacy and Accountability (CISPA), menyadari adanya kekuatiran masalah keamanan data dengan Google Glass.
“Kami tahu bahwa Anda dapat menggunakannya untuk penyalahgunaan data. Tetapi harus diingat bahwa teknologi ini juga dapat digunakan untuk melindungi data,’’ tegasnya.
Untuk membuktikan ini, Schröder dan kelompoknya menggabungkan Google Glass dengan metode kriptografi dan teknik dari analisis citra otomatis untuk menciptakan sistem perangkat lunak "Ubic".
Dengan menggunakan Ubic, proses penarikan uang di mesin ATM akan berubah sebagai berikut: Pelanggan mengidentifikasikan dirinya ke mesin ATM. Ini permintaan yang lumrah sebagai kunci yang handal bagi publik pelanggan.
Selanjutnya mesin tentu akan meminta nomor identifikasi pribadi (PIN). Belakangan ini bahkan pelanggan akan diminta membubuhkan tandatangan digital sebagai ganti tanda tangan konvensional.
Hanya pelanggan sesungguhnya yang dapat menggunakan rahasia yang tersimpan di dalam akunnya sendiri, dengan menggunakan kunci rahasianya. Selama ini, semua rahasia tersimpan dengan baik di Google Glass. Bersamaan dengan itu, uangnya juga aman.
2.3 Keunggulan Google Glass
Google, tengah gencar mengkampanyekan produk teranyar, yaitu kacamata pintar bernama Google Glass. Kacamata pintar berfitur Internet dan kamera itu muncul saat publik tengah gandrung dengan produk-produk elektronik yang praktis, yang bisa mereka gunakan kapan saja.
Seorang
dari tim pencipta Google Glass, Babak Parviz, mengungkapkan alasan kenapa
perusahaannya mau bersusah payah mengembangkan
perangkat wearable itu. Seperti dilansirVenturebeat, Selasa 27
Agustus 2013, Parvis mengungkapkan Google Glass diciptakan untuk menjadi
platform besar komunikasi dan komputasi di masa mendatang. Dia berbagi pengalaman sudah saat pertama kali mengembangkan prototipe Google
Glass. Prototipe pertama tidak begitu memuaskan. Problemnya yakni soal bobot
perangkat. Saat itu Google Glass memerlukan bobot sampai 3.350 gram sampai 7,4
pon. Padahal untuksmartphone saja bobotnya hanya 135 gram. "Kenyamanan sangat penting, karena kami ingin orang memakai Google Glass
sepanjang hari," jelas Parviz di hadapan konferensi insinyur Hot Chips di
Universitas Stanford. Dia melanjutkan Google Glass menawarkan pengalaman komunikasi yang lebih maju
dibandingkan perangkat mobile lain. Misalnya Google Glass
memungkinkan untuk transfer data melalui Bluetooth dan WiFi dalam keadaan
dipakai. Misinya yakni bagaimana memberikan informasi yang cepat kepada
pengguna.
"Seperti halnya saya berbicara dengan Anda, maka secepat itu saya bisa mengakses komputer," kata dia. Soal kecepatan akses, Google Glass diklaim lebih sigap dibandingkan menekan tombol pada smartphone. Google Glass menjalankan perintah hanya dengan sentuhan dan perintah suara. Keunggulan lain, Google Glass memberikan pengalaman yang mendalam soal kedekatan layar, hanya di depan mata. Kondisi itu membuat pengguna lebih ‘tenggelam’ dalam lingkungan komputasi. Google Glass juga menyesuaikan perkembangan teknologi resolusi dalam kamerasmartphone, yang hari ini mencapai resolusi 16 MP. "Perangkat ini secara signifikan memperluas basis pengetahuan saya. Itulah kenapa kami menciptakan Google Glass. Jawabannya yaitu hanya sebuah pertanyaan jauh," ujar Parvis puas.
Google Glass dalam waktu dekat akan dirilis ke sejumlah pihak, guna melihat sejauh mana pengalaman komputasi berjalan. Terkait dengan inovasi selanjutnya dari pengembangan Google Glass, Parvis menginginkan teknologi pada Google Glass bisa tidak tampak.
Maksudnya, agar membuat pengguna tidak merasa terganggu. Dia merujuk pada pengembangan sistem sensor gerak tubuh, Kinect yang dibesut Microsoft.
Untuk mencapai ke sana, Parvis mengakui butuh kemajuan teknologi di tingkat optik, foto, pengalihan energi, daya komputasi sampai desain daya yang sangat rendah. Kebutuhan itu untuk menekan panas perangkat sehingga memaksimalkan penggunaaan.
"Seperti halnya saya berbicara dengan Anda, maka secepat itu saya bisa mengakses komputer," kata dia. Soal kecepatan akses, Google Glass diklaim lebih sigap dibandingkan menekan tombol pada smartphone. Google Glass menjalankan perintah hanya dengan sentuhan dan perintah suara. Keunggulan lain, Google Glass memberikan pengalaman yang mendalam soal kedekatan layar, hanya di depan mata. Kondisi itu membuat pengguna lebih ‘tenggelam’ dalam lingkungan komputasi. Google Glass juga menyesuaikan perkembangan teknologi resolusi dalam kamerasmartphone, yang hari ini mencapai resolusi 16 MP. "Perangkat ini secara signifikan memperluas basis pengetahuan saya. Itulah kenapa kami menciptakan Google Glass. Jawabannya yaitu hanya sebuah pertanyaan jauh," ujar Parvis puas.
Google Glass dalam waktu dekat akan dirilis ke sejumlah pihak, guna melihat sejauh mana pengalaman komputasi berjalan. Terkait dengan inovasi selanjutnya dari pengembangan Google Glass, Parvis menginginkan teknologi pada Google Glass bisa tidak tampak.
Maksudnya, agar membuat pengguna tidak merasa terganggu. Dia merujuk pada pengembangan sistem sensor gerak tubuh, Kinect yang dibesut Microsoft.
Untuk mencapai ke sana, Parvis mengakui butuh kemajuan teknologi di tingkat optik, foto, pengalihan energi, daya komputasi sampai desain daya yang sangat rendah. Kebutuhan itu untuk menekan panas perangkat sehingga memaksimalkan penggunaaan.
"Kami sangat gembira dengan platform ini. Ini berpotensi sebagai sesuatu
yang luar biasa dalam komputasi dan komunikasi berikutnya," kata Parviz. Untuk tahap pertama, Google Glass dibanderol US$ 1500 atau setara Rp 16,2 juta.
Kemudian, secara bertahap, harga akan turun. Google Glass memiliki prosesor
dual core 1 GHz, tiga sumbu giroskop, tiga sumbu akselerometer, magnetometer
dan GPS.
Pada Project Google Glass juga terdapat prosesor dan RAM yang cukup hebat walaupun tidak dikasih tahu mengenai spesifikasi prosesor dan RAM tersebut pada acara Google I/O. Selain itu ada accelerometer, gyroscope, mic, speaker dan kamera. Ternyata yang sering ditanya orang bagaimana cara mengontrol menu yang tampil di layar agak sedikit terjawab karena baru di ketahui permukaan di samping layar transparan (yang berwarna biru, putih, hitam atau warna lain) adalah sebuah touchpad yang digunakan untuk mengontrol menu lebih mudah selain bisa dilakukan melalui perintah suara tentunya.
Frame tebal tadi merupakan touchpad sekaligus bagian utama Google Glass yang menampung semua komponen utama perangkat ini, termasuk SoC, flash memory 16 GB, serta kamera 5 megapiksel dengan lensa wide yang menghadap ke arah depan. Tak ketinggalanspeaker bone transducer yang menempel ke bagian kepala persis di belakang telinga.
Google Glass akan membuat pemakainya terlihat seperti tokoh-tokoh dalam film fiksi ilmiah futuristis, dengan perangkat "visor" bertengger di kepala. Layar prisma kecil berperan sebagai medium interaksi utama dan memajang berbagai macam informasi dalam antarmuka sederhana.
Tampilan layar itu ternyata cukup tajam meski berukuran kecil. Tulisan-tulisan dan gambar terlihat jelas, walaupun awalnya terasa agak aneh karena kesan yang didapatkan seperti melihat televisi mungil yang menggantung di sisi kanan bidang pandang.
Suara dari Glass terdengar sangat jelas, seolah berasal dari dalam kepala karena disalurkan langsung ke tulang di belakang telinga yang bertanggung jawab soal pendengaran. Karena hal ini pula, audio Glass hanya bisa didengar oleh pemakainya sendiri.
Pada Project Google Glass juga terdapat prosesor dan RAM yang cukup hebat walaupun tidak dikasih tahu mengenai spesifikasi prosesor dan RAM tersebut pada acara Google I/O. Selain itu ada accelerometer, gyroscope, mic, speaker dan kamera. Ternyata yang sering ditanya orang bagaimana cara mengontrol menu yang tampil di layar agak sedikit terjawab karena baru di ketahui permukaan di samping layar transparan (yang berwarna biru, putih, hitam atau warna lain) adalah sebuah touchpad yang digunakan untuk mengontrol menu lebih mudah selain bisa dilakukan melalui perintah suara tentunya.
Frame tebal tadi merupakan touchpad sekaligus bagian utama Google Glass yang menampung semua komponen utama perangkat ini, termasuk SoC, flash memory 16 GB, serta kamera 5 megapiksel dengan lensa wide yang menghadap ke arah depan. Tak ketinggalanspeaker bone transducer yang menempel ke bagian kepala persis di belakang telinga.
Google Glass akan membuat pemakainya terlihat seperti tokoh-tokoh dalam film fiksi ilmiah futuristis, dengan perangkat "visor" bertengger di kepala. Layar prisma kecil berperan sebagai medium interaksi utama dan memajang berbagai macam informasi dalam antarmuka sederhana.
Tampilan layar itu ternyata cukup tajam meski berukuran kecil. Tulisan-tulisan dan gambar terlihat jelas, walaupun awalnya terasa agak aneh karena kesan yang didapatkan seperti melihat televisi mungil yang menggantung di sisi kanan bidang pandang.
Suara dari Glass terdengar sangat jelas, seolah berasal dari dalam kepala karena disalurkan langsung ke tulang di belakang telinga yang bertanggung jawab soal pendengaran. Karena hal ini pula, audio Glass hanya bisa didengar oleh pemakainya sendiri.
2.4 Kelemahan Google Glass
Sedikit pemberitahun “Google Project Glass” belum dapat digunakan oleh orang-orang dengan mata minus, namun Google akan mengembangkan agar kaca mata ini bisa di gunakan oleh orang-orang dengan mata minus.
Google
Glass sudah mulai disediakan untuk umum yang mampu membayarnya sebesar US$
1.500 atau Rp 16 jutaan. Perangkat kacamata pintar ini menawarkan berbagai
fungsi menarik namun juga sebuah bahaya yang bisa mengintai para penggunanya.
Bahaya itu ialah sakit dan rasa pegal pada matanya. Hal ini dikarenakan Google Glass menggunakan user interface yang langsung berada di depan mata penggunanya. Akibatnya, sebagian kalangan meminta perangkat ini dipasangi label peringatan resiko sakit mata untuk penggunanya.
Jawaban muncul dari seorang dokter mata Harvard bernama Dr. Eli Peli yang juga dipekerjakan Google untuk berkonsultasi seputar isu-isu sakit mata yang disebabkan perangkat terkoneksi.
Bahaya itu ialah sakit dan rasa pegal pada matanya. Hal ini dikarenakan Google Glass menggunakan user interface yang langsung berada di depan mata penggunanya. Akibatnya, sebagian kalangan meminta perangkat ini dipasangi label peringatan resiko sakit mata untuk penggunanya.
Jawaban muncul dari seorang dokter mata Harvard bernama Dr. Eli Peli yang juga dipekerjakan Google untuk berkonsultasi seputar isu-isu sakit mata yang disebabkan perangkat terkoneksi.
2.5 Penggunaan Google Glass
Fakta lainnya adalah posisi layar transparant kecil ternyata tidak diposisikan
selevel dengan mata kita sehingga tidak perlu kuatir bahwa layar Project Glass
akan mengganggu penglihatan seseorang.
Namun, bagaimana jika penggunanya ingin beraktivitas sambil tetap memakai perangkat tersebut?
Sergey Brin, salah satu pendiri Google, optimistis bahwa Project Glass pada akhirnya akan menjadi lebih praktis ketimbang perangkat konvensional seperti smartphone. "Soalnya, pengguna perlu memegang (smartphone) dengan tangan dan melihatnya secara langsung. Ini tidak terjadi pada Project Glass," ujar Brin, seperti dikutip oleh All Things Digital.
Project Glass, menurut Brin, membebaskan pengguna dari kerepotan memakai ponsel. "Anda tak perlu lagi merogoh kantong hanya untuk melihat e-mail atau mengambil foto".
Perangkat ini memang dirancang Google untuk melakukan aktivitas-aktivitas sederhana dengan cepat, bukan hal-hal yang lebih rumit seperti browsing internet.
Lebih lanjut, Brin mengatakan, Project Glass nantinya akan menjadi sesuatu yang diterima secara luas oleh masyarakat. "Sekarang memakai kacamata seperti ini memang masih terlihat aneh. Namun dalam waktu tiga atau empat tahun ke depan, yang sebaliknya akan berlaku."
Desainer Project Glass, Isabelle Olsson, mengatakan, dalam hal interaksi dengan orang lain, Project Glass tidak akan menghalangi pengguna. "Yang penting, pemakai masih bisa memandang mata orang lain," ujarnya.
Project Glass, lanjutnya, dirancang untuk memudahkan pengguna berinteraksi dengan dunia virtual tanpa mengalihkan perhatian dari dunia nyata. "Jadinya, dekat dengan Anda, tetapi tidak menghalangi," ujarnya.
Menurut Olsson, dengan bobot yang lebih ringan dari kebanyakan kacamata hitam, Project Glass bisa dipakai dengan nyaman oleh pengguna.
Bagaimana jika pengguna memakai Project Glass sambil mengemudikan kendaraan? Menurut Brin, data penelitian Google sejauh ini meyimpulkan bahwa perangkat tersebut aman untuk dipakai ketika mengemudi. Karena menampilkan gambar yang tampak jauh, mata pengemudi tak mengalami peralihan fokus ketika berpindah dari pandangan di jalan ke tampilan di Project Glass.
Soal interaksi, input diberikan lewat dua cara utama. Yang pertama adalah perintah suara dengan cue "Ok Glass", diikuti komando yang diinginkan. Ketika pengguna mengucapkan "Ok Glass, take a picture," misalnya, Google Glass akan menjepret foto. Begitu pula ketika pengguna ingin merekam video atau meminta panduan arah ke sebuah tempat
Lalu, ada pula cara swiping dengan menyapu touchpad di bagian kanan frame Google Glass. Satu kali tapping akan mengaktifkan display, sementara sapuan ke bawah dan ke atas masing-masing berfungsi untuk mematkan layar dan menjalankan fungsi navigasi "back". Adapunswiping ke arah kiri dan kanan digunakan untuk menjelajah menu interface yang tersedia.
Gesture untuk navigasi ini sengaja dibuat sederhana (atas-bawah-kiri-kanan) agar mudah digunakan. Di samping itu, ada pula opsi menengokkan kepala ke arah atas untuk menyalakan layar selama beberapa detik. Ini bisa digunakan untuk melihat jam di Google Glass dengan cepat.
Sebelum digunakan, Google Glass harus tersambung terlebih dahulu melalui Bluetooth ke smartphone berbasis Android atau iOS. Google menyediakan aplikasi bernama MyGlass untuk mempermudah hal ini. My Glass bisa diunduh di toko aplikasi masing-masing platform.
Tersedia pula sejumlah aplikasi yang dirancang khusus untuk Google Glass di toko aplikasi Glassware, mencakup judul-judul populer seperti Facebook dan Twitter.
Namun, bagaimana jika penggunanya ingin beraktivitas sambil tetap memakai perangkat tersebut?
Sergey Brin, salah satu pendiri Google, optimistis bahwa Project Glass pada akhirnya akan menjadi lebih praktis ketimbang perangkat konvensional seperti smartphone. "Soalnya, pengguna perlu memegang (smartphone) dengan tangan dan melihatnya secara langsung. Ini tidak terjadi pada Project Glass," ujar Brin, seperti dikutip oleh All Things Digital.
Project Glass, menurut Brin, membebaskan pengguna dari kerepotan memakai ponsel. "Anda tak perlu lagi merogoh kantong hanya untuk melihat e-mail atau mengambil foto".
Perangkat ini memang dirancang Google untuk melakukan aktivitas-aktivitas sederhana dengan cepat, bukan hal-hal yang lebih rumit seperti browsing internet.
Lebih lanjut, Brin mengatakan, Project Glass nantinya akan menjadi sesuatu yang diterima secara luas oleh masyarakat. "Sekarang memakai kacamata seperti ini memang masih terlihat aneh. Namun dalam waktu tiga atau empat tahun ke depan, yang sebaliknya akan berlaku."
Desainer Project Glass, Isabelle Olsson, mengatakan, dalam hal interaksi dengan orang lain, Project Glass tidak akan menghalangi pengguna. "Yang penting, pemakai masih bisa memandang mata orang lain," ujarnya.
Project Glass, lanjutnya, dirancang untuk memudahkan pengguna berinteraksi dengan dunia virtual tanpa mengalihkan perhatian dari dunia nyata. "Jadinya, dekat dengan Anda, tetapi tidak menghalangi," ujarnya.
Menurut Olsson, dengan bobot yang lebih ringan dari kebanyakan kacamata hitam, Project Glass bisa dipakai dengan nyaman oleh pengguna.
Bagaimana jika pengguna memakai Project Glass sambil mengemudikan kendaraan? Menurut Brin, data penelitian Google sejauh ini meyimpulkan bahwa perangkat tersebut aman untuk dipakai ketika mengemudi. Karena menampilkan gambar yang tampak jauh, mata pengemudi tak mengalami peralihan fokus ketika berpindah dari pandangan di jalan ke tampilan di Project Glass.
Soal interaksi, input diberikan lewat dua cara utama. Yang pertama adalah perintah suara dengan cue "Ok Glass", diikuti komando yang diinginkan. Ketika pengguna mengucapkan "Ok Glass, take a picture," misalnya, Google Glass akan menjepret foto. Begitu pula ketika pengguna ingin merekam video atau meminta panduan arah ke sebuah tempat
Lalu, ada pula cara swiping dengan menyapu touchpad di bagian kanan frame Google Glass. Satu kali tapping akan mengaktifkan display, sementara sapuan ke bawah dan ke atas masing-masing berfungsi untuk mematkan layar dan menjalankan fungsi navigasi "back". Adapunswiping ke arah kiri dan kanan digunakan untuk menjelajah menu interface yang tersedia.
Gesture untuk navigasi ini sengaja dibuat sederhana (atas-bawah-kiri-kanan) agar mudah digunakan. Di samping itu, ada pula opsi menengokkan kepala ke arah atas untuk menyalakan layar selama beberapa detik. Ini bisa digunakan untuk melihat jam di Google Glass dengan cepat.
Sebelum digunakan, Google Glass harus tersambung terlebih dahulu melalui Bluetooth ke smartphone berbasis Android atau iOS. Google menyediakan aplikasi bernama MyGlass untuk mempermudah hal ini. My Glass bisa diunduh di toko aplikasi masing-masing platform.
Tersedia pula sejumlah aplikasi yang dirancang khusus untuk Google Glass di toko aplikasi Glassware, mencakup judul-judul populer seperti Facebook dan Twitter.
2.6 Fitur-fitur Google Glass
Perangkat ini mengkombinasikan fungsi dan fitur beragam dalam unit yang sangat kecil. Fungsi kunci Google Glass adalah layer visual yang membuka kemungkinan baru mengagumkan. Ia memiliki proyektor mini, yang memproyeksikan layer tersebut melalui prisma semi transparan yang diarahkan langsung ke retina mata.
Fitur
apa saja yang ditawarkan Google Glass?
Dengan antarmuka yang sangat sederhana Google Glass menawarkan beberapa fitur. Dan untuk menikmati seluruh fitur yang ada pada Google Glass, Anda cukup mengawalinya dengan kalimat “Ok Glass”. Fitur-fitur yang ditawarkan oleh Google Glass yaitu:
Mengambil Foto dan merekam Video : katakan “take a picture” dan kacamata ini langsung otomatis mengambil foto yang Anda inginkan
Fitur Berbagi ke jejaring sosial: Anda dapat langsung berbagi foto atau video yang Anda ambil ke teman-teman Anda yang ada pada lingkaran Google Plus
GPS: Anda tidak akan mungkin nyasar dengan dukungan peta dari Google Maps yang akan langsung muncul di hadapan Anda
Kirim Pesan: Pilih menu pesan dan hanya dengan membacakan pesan yang Anda inginkan, maka kacamata ini akan langsung mengirimkannya ke teman Anda
Googling atau cari info langsung ke Google: Anda bisa menanyakan apa saja ke Google Glass dan kacamata ini akan otomatis mencari jawabannya di Google.
Google Translate: Dengan dukungan Google Translate, kacamata ini bisa menjadi penerjemah Anda yang tidak butuh makan dan minum.
Asisten Pribadi: Google Glass dapat mengingatkan dan menampilkan informasi jadwal yang Anda buat tanpa perlu diminta.
Dilihat dari fitur, wujud serta video yang kami lihat, bisa ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
Terdapat layar LCD transparan untuk menampilkan informasi
Google Glass memiliki kamera yang sanggup digunakan untuk memotret dan merekam video.Kamera dengan resolusi 5 megapiksel dengan kemampuan untuk merekam video HD 720p.
Sisi audio menggunakan teknologi Bone Conduction Transducer.
Koneksi 3G/4G, mengingat Google Glass perlu terhubung ke Internet untuk lebih optimal dengan mesin pencari Google atau sekedar mengirim pesan singkat (SMS)
Koneksi lain tersedianya Bluetooth atau WiFi. Ini untuk memungkinkan Google Glass terhubung ke perangkat gadget lain seperti smartphone atau tablet PC.
Sistem Operasi Android
GPS - Sensor Gerak, gunanya untuk navigasi seperti melakukan scroll atau memilih menu Anda hanya perlu menggerakkan kepala saja Voice Input dan Output. Inilah kecanggihan dari Google Glass. Untuk berkomunikasi dengan Google Glass Anda cukup menggunakan suara karena kacamata ini telah dilengkapi dengan perintah suara dan dapat menjadi asisten pribadi Anda dengan kemampuan voice outputnya.
SoC (System on Chip) belum diketahui, beberapa sumber menyebutkan menggunakan chipset dari Texas Instruments OMAP4.
Display dengan resolusi 640 x 360 piksel, diklaim setara dengan layar definisi tinggi berukuran 25 inci yang dilihat dari jarak delapan kaki.
Memori internal berkapasitas 16GB dengan ruang kosong 12GB.
Dilengkapi port microUSB.
Kompatibel dengan Android 4.0.3 atau lebih baru dengan aplikasi My Glass.
Kapasitas baterai tidak diketahui, diklaim mampu digunakan seharian penuh sekali charge.
Dengan antarmuka yang sangat sederhana Google Glass menawarkan beberapa fitur. Dan untuk menikmati seluruh fitur yang ada pada Google Glass, Anda cukup mengawalinya dengan kalimat “Ok Glass”. Fitur-fitur yang ditawarkan oleh Google Glass yaitu:
Mengambil Foto dan merekam Video : katakan “take a picture” dan kacamata ini langsung otomatis mengambil foto yang Anda inginkan
Fitur Berbagi ke jejaring sosial: Anda dapat langsung berbagi foto atau video yang Anda ambil ke teman-teman Anda yang ada pada lingkaran Google Plus
GPS: Anda tidak akan mungkin nyasar dengan dukungan peta dari Google Maps yang akan langsung muncul di hadapan Anda
Kirim Pesan: Pilih menu pesan dan hanya dengan membacakan pesan yang Anda inginkan, maka kacamata ini akan langsung mengirimkannya ke teman Anda
Googling atau cari info langsung ke Google: Anda bisa menanyakan apa saja ke Google Glass dan kacamata ini akan otomatis mencari jawabannya di Google.
Google Translate: Dengan dukungan Google Translate, kacamata ini bisa menjadi penerjemah Anda yang tidak butuh makan dan minum.
Asisten Pribadi: Google Glass dapat mengingatkan dan menampilkan informasi jadwal yang Anda buat tanpa perlu diminta.
Dilihat dari fitur, wujud serta video yang kami lihat, bisa ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
Terdapat layar LCD transparan untuk menampilkan informasi
Google Glass memiliki kamera yang sanggup digunakan untuk memotret dan merekam video.Kamera dengan resolusi 5 megapiksel dengan kemampuan untuk merekam video HD 720p.
Sisi audio menggunakan teknologi Bone Conduction Transducer.
Koneksi 3G/4G, mengingat Google Glass perlu terhubung ke Internet untuk lebih optimal dengan mesin pencari Google atau sekedar mengirim pesan singkat (SMS)
Koneksi lain tersedianya Bluetooth atau WiFi. Ini untuk memungkinkan Google Glass terhubung ke perangkat gadget lain seperti smartphone atau tablet PC.
Sistem Operasi Android
GPS - Sensor Gerak, gunanya untuk navigasi seperti melakukan scroll atau memilih menu Anda hanya perlu menggerakkan kepala saja Voice Input dan Output. Inilah kecanggihan dari Google Glass. Untuk berkomunikasi dengan Google Glass Anda cukup menggunakan suara karena kacamata ini telah dilengkapi dengan perintah suara dan dapat menjadi asisten pribadi Anda dengan kemampuan voice outputnya.
SoC (System on Chip) belum diketahui, beberapa sumber menyebutkan menggunakan chipset dari Texas Instruments OMAP4.
Display dengan resolusi 640 x 360 piksel, diklaim setara dengan layar definisi tinggi berukuran 25 inci yang dilihat dari jarak delapan kaki.
Memori internal berkapasitas 16GB dengan ruang kosong 12GB.
Dilengkapi port microUSB.
Kompatibel dengan Android 4.0.3 atau lebih baru dengan aplikasi My Glass.
Kapasitas baterai tidak diketahui, diklaim mampu digunakan seharian penuh sekali charge.
2.7 Manfaat Google Glass
Tim mahasiswa Ilmu Komputer UGM mengembangkan metode untuk memudahkan mendapatkan informasi terkait mitigasi bencana. Aplikasi bernama Quick Disaster yang berbasis visual dan suara ini bisa menampilkan langkah tahapan antisipasi terkena bencana dari 9 jenis bencana seperti erupsi gunung berapi, tanah lonsor, topan tornado, gempa bumi, hujan abu vulkanik, banjir, kebakaran, dan tsunami. Hanya saja, aplikasi ini hanya bisa diakses lewat perangkat kacamata Google Glass.
Kepada wartawan, Daniel Oscar Baskoro, salah satu anggota tim riset, mengatakan pemilihan Google Glass sebagai perangkat untuk aplikasi Quick Disaster yang mereka buat ini dikarenakan informasi yang ditampilkan perangkat Google Glass jauh lebih cepat dan lebih ringkas ketimbang menggunakan perangkat mobile. “Kita berpikir perangkat digital ini suatu saat akan melekat pada tubuh manusia seperti halnya nantinya dengan adanya teknologi jam pintar atau gelang pintar,” kata Daniel. Selain Daniel, aplikasi Quick Disaster ini melibatkan empat orang mahasiswa lainnya Zamsyari, Bahrunur, Sabrina Anggraini, dan Maulana Rizki.
Seperti diketahui, Google Glass merupakan kacamata pintar hasil dari produk riset perusahaan Google yang mampu memproses dan menampilkan informasi laykanya smartphone. Namun aplikasi yang tengah dikembangkan mahasiswa UGM pada perangkat Google Glass ini bisa menampilkan informasi secara visual mengenai tahapan solusi untuk mengantisiapasi dampak bencana. Aplikasi ini menurut Sabrina Anggraini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengantisipasi bencana saat kejadian bencana berlangsung.
Untuk saat ini aplikasi Quick Disaster masih dalam tahap riset dan pengembangan, pasalnya terdapat beberapa fitur yang masih perlu disempurnakan. Dalam waktu dekat, kata Sabrina, aplikasi ini rencananya akan dipresentasikan dalam konferensi internasional di Eropa dan Amerika.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Google Glass adalah komputer bisa pakai yang sedang
dikembangkan oleh Google melalui proyek riset dan pengembangan Project Glass.
Perangkat ini menampilkan informasi dalam format bergaya telepon pintar, yang
bisa terhubung ke Internet melalui perintah suara bahasa alami.
Saat ini, kacamata yang diproduksi tidak memiliki
lensa terpasang, namun Google sedang mempertimbangkan kemitraan dengan produsen
kacamata seperti Ray-Ban atau Warby Parker, serta dengan para pengecer, agar
konsumen bisa mencoba perangkat sebelum membelinya. Explorer Edition tidak bisa
digunakan oleh orang-orang yang memakai kacamata resep, namun Google telah
mengonfirmasi bahwa mereka akan berupaya agar Glass bisa beroperasi dengan
lensa yang sesuai dengan resep pemakainya.
Google Glass sedang dikembangkan oleh Google X, yang sebelumnya juga telah mengembangkan teknologi futuristis lainnya seperti mobil swatantra. Proyek ini diumumkan melalui Google+ oleh kepala Project Glass, Babak Parviz, seorang teknisi lensa kontak; Steve Lee, seorang manajer produk dan "spesialis geolokasi"; dan Sebastian Thrun, pengembangUdacity yang juga ikut mengembangkan proyek mobil swatantra. Google telah mematenkan desain Project Glass. Thad Starner, seorang pakar teknologi realitas tertambah, adalah pemimpin teknis proyek ini.
3.2 Saran
Makalah sederhana membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar terciptanya makalah yang sempurna dan bermanfaat bagi pembacanya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://gelartiker.com/google-glass-apakah-rahasia-dibalik-kacamata-pintar-buatan-google/
http://gopego.com/info/perkembangan-google-glass
http://tech.dbagus.com/inovasi-teknologi-yang-mengguncang-dunia
http://techno.okezone.com/read/2014/03/24/324/959853/perkembangan-google-glass-dari-masa-ke-masa
http://tekno.kompas.com/read/2014/01/06/1133056/menjajal.sensasi.google.glass.di.jakarta
http://tekno.liputan6.com/read/2052797/awas-google-glass-bikin-mata-sakit
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/439483-kacamata-pintar-google-disiapkan-jadi-tren-baru-di-pasar-gadget
http://bdn-cyberlinkart.blogspot.com/2013/04/pengertian-google-glass-project.html
http://gelartiker.com/google-glass-apakah-rahasia-dibalik-kacamata-pintar-buatan-google/
http://gopego.com/info/perkembangan-google-glass
http://tech.dbagus.com/inovasi-teknologi-yang-mengguncang-dunia
http://techno.okezone.com/read/2014/03/24/324/959853/perkembangan-google-glass-dari-masa-ke-masa
http://tekno.kompas.com/read/2014/01/06/1133056/menjajal.sensasi.google.glass.di.jakarta
http://tekno.liputan6.com/read/2052797/awas-google-glass-bikin-mata-sakit
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/439483-kacamata-pintar-google-disiapkan-jadi-tren-baru-di-pasar-gadget
http://bdn-cyberlinkart.blogspot.com/2013/04/pengertian-google-glass-project.html